Kamis, 02 Juli 2015

Sejarah Berdirinya Amitofo Care Centre


Pada tahun 1992, master Hui Li menuju Afrika seorang diri untuk menyebarkan Dharma, mengalami 12 tahun perjalanan yang menderita, beliau mendirikan Amitofo Care Centre, sampai sekarang telah mendirikan 3 sekolah dasar( menengah) di Malawi, Lesotho,   Swaziland. Sekolah tersebut berorientasi dari kasih sayang dalam ajaran Buddha, memberikan anak-anak yatim piatu miskin setempat menerima pengetahuan, budaya, ajaran buddha serta pelatihan keterampilan. Sampai saat ini, sudah mendidik dan membimbing ribuan anak – anak. Keinginan keras dan kerja keras Master Hui Li, bukan hanya mendapatkan persahabatan erat dari rakyat setempat, tetapi juga telah memperoleh penghargaan tinggi dari dunia internasional. Dan beberapa tahun terakhir ini, Yayasan Amitofo Care Centre telah hadir di Indonesia dengan tujuan menyebarkan informasi mengenai kegiatan Amitofo Care Centre dan mengajak Saudara – Saudari di Indonesia untuk ikut merasakan kondisi penderitaan Anak – Anak Afrika ini. Kita harus sangat bersyukur karena memiliki kehidupan yang jauh lebih baik dari pada mereka.

Sekitar dua puluh tahun yang lalu, Master Hui Li melakukan perjalanan ke Afrika dengan tujuan awalnya yaitu untuk menyebarkan Dharma Agama Buddha, tetapi sampai di Afrika, ternyata kondisi kehidupan disana jauh lebih parah dari yang diketahui oleh Dunia Internasional. Kehidupan disana sangatlah menderita seperti kelaparan, kekeringan, wabah penyakit, moralitas yang rendah dan masih banyak masalah komplikasi lainnya. Dari niat awal yang memang mau menyebarkan Agama Buddha dengan Cinta Kasih Tiada Batas, maka Master Hui Li semakin peduli dan dekat dengan masyarakat disana, akhirnya sekitar sepuluh tahun telah berlalu semenjak pertama kali Master berkunjung kesana, tanpa putus asa, tanpa memikirkan diri sendiri, hanya dengan tujuan  yang sangat Mulia akhirnya Panti Asuhan Amitofo Care Centre pertama dibangun di Malawi, Afrika. Selama sekitar sepuluh tahun tersebut, tidak banyak orang yang tahu mengenai perjuangan Master Hui Li, Beliau berjuang bukan untuk nama besar tetapi untuk kehidupan dan masa depan Afrika yang lebih baik. Beberapa tahun terakhir ini, setelah anak didik Master Hui Li dan Amitofo Care Centre sudah mulai memberikan hasil seperti masuk ke Perguruan Tinggi, memiliki pengetahuan mengenai moralitas dan mata pencaharian yang benar maka ACC memberanikan diri untuk menggalang dana secara internasional dan mengundang Para Orang Tua Asuh untuk melihat langsung hasil dari Master Hui Li dan AAC selama ini. Dari yang awalnya hanya berjumlah puluhan orang, saat ini sudah mencapai ribuan anak-anak. Anak – anak dibawa keliling dunia untuk menemui Orang Tua Asuh mereka yang sangat Mulia. Hanya dengan dukungan Doa dan Bantuan dari Dunia Internasional barulah ACC dapat berbuat lebih banyak lagi untuk menolong semakin banyak anak – anak dan keluarga di Afirka.

Berikut ini adalah catatan dari Mr Lim Yong Le, Menteri Luar negeri Taiwan.

Saya sendiri pernah diutus bekerja di Afrika selama beberapa tahun, mengerti segala tantangan dalam memajukan manusia di afrika sana, seperti yang dibilang Master Hui Li [ Jika dikerjakan maka akan ada harapan, jika dimulai maka tidak dianggap terlambat ]. Beberapa tahun ini, Master Hui Li dengan beberapa dermawan bergabung dalam Dharma di Afrika meneruskan kebijaksanaan Buddha, dengan menganut semangat cinta tanpa batas, dengan menolong dan mendidik anak yatim piatu di afrika sebagai tujuan yang baik, dengan terus berusaha mengatasi berbagai kesulitan, sekarang telah menunjukkan hasil yang patut dipuji. Kementerian luar negeri dalam beberapa tahun ini setiap tahun menerima perjalanan anak – anak afrika yang di bawah bimbingan Master Hui Li dan ACC ke Taiwan, Bahasa China mereka yang lancar beserta berbagai pertunjukkan keterampilan tradisional china sungguh mengejutkan serta mengagumkan, sangat sopan serta ceria, kami senang melihat sekelompok anak yatim piatu yang beda negara ini dapat menerima perhatian dan pendidikan yang cocok, juga telah menunjukkan hasil cinta kasih Taiwan di Afrika, sehingga merupakan contoh terbaik bagus untuk dari departemen warga negara.

Catatan dari salah seorang Penulis buku mengenai Amitofo Care Centre.

Bagi banyak orang, Afrika merupakan sebuah daratan gelap yang jauh, miskin, serta penuh dengan penyakit, penduduk yang primitif, egois, penuh dengan korupsi serta penduduk di bumi ini yang tidak mengenal peradaban. Untuk saya yang pernah berkeliling sebanyak 30 negara di dunia, tanah ini tidaklah banyak menarik  perhatian saya. Tetapi beberapa tahun yang lalu, karena sebuah pertemuan, saya terbang ke Malawi, mengenal Master Hui Li, juga mengenal ACC, sehingga sepenuhnya mengubah kesan saya terhadap Afrika.

Saya dan kamerawan mengikuti anggota ACC menyetir sampai delapan jam, masuk ke pedalaman, ke sebuah rumah rusuh kosong terbuat dari tanah yang tidak ada air dan listrik, menjemput anak – anak yatim piatu yang orang tua nya meninggal karena penyakit HIV untuk datang ke daerah ACC.

Jika anak-anak afrika yang yatim piatu ini, pernah putus harapan karena tidak sanggup untuk makan sehari tiga kali ataupun karena pengalaman hidup mereka yang susah, maka ACC ini ibaratnya tidak lain adalah sebuah Sumber Air di gurun pasir , bahkan bisa dikatakan adalah sebuah Surga. Saat anak-anak  ACC sedang mengunyah jagung dengan lahapnya, bernyanyi dengan suara keras, memperagakan gaya kungfu, sunggulah sangat berbahagia. Setiap anak yang kami wawancara, menggunakan bahasa mandarin yang tepat mengatakan cita-cita mereka, [ saya ingin menjadi dokter menolong orang! ], [ saya ingin menjadi polisi menangkap orang jahat! ], dari sini saya mengetahui bahwa anak-anak ini memiliki harapan untuk mengapai impian mereka. Hal ini sangat berbeda dengan yang saya lihat saat di suku pedalaman dimana mereka hanya memiliki pandangan mata kosong, tidak mengetahui mengapa kehidupan bisa menderita seperti ini.

Mengadopsi seorang anak yatim piatu, pengeluarannya sangatlah besar, tetapi mengajari seorang anak yatim piatu menjadi orang yang berguna di masyarakat lebih membutuhkan kerja keras yang tidak terbatas, saya dari dalam hati merasa kagum dengan Master Hui Li dengan menggunakan pendidikan sebagai asal mula dari keinganan yang rahmat, karena ini adalah sebuah jalan yang sangat susah yang tidak bisa segera mendapat dukungan dari masyarakat, tetapi Master Hui Li Seorang Bikshu yang juga merupakan Ayah angkat dari ribuan anak – anak asuhnya ini tetap mempertahankannya tanpa merasa menyesal.

Dalam melakukan wawancara di ke-tiga daerah Sekolah & Panti Asuhan Amitofo Care Centre, setelah  melihat semua hasil jerih payah para anggota relawan, saya mengetahui benih harapan yang di taburkan oleh Master Hui Li dan Amitofo Care Centre, akan menjadi sinar harapan baru untuk daratan penuh kegelapan yang bisa membawa mereka keluar dari kemiskinan, bebas dari penyakit dan memiliki kehidupan yang lebih baik.

1 komentar:

  1. Royal Panda Casino Review: No deposit bonus codes for
    Royal Panda Casino review ➜ Read our review ✚ Get a bonus code ✚ Sign 온카지노 up at Royal 제왕 카지노 Panda 바카라 사이트 Casino and start playing!

    BalasHapus